08 December 2010

The Colour of Magic (Discworld Series Book 1)

The Colour of Magic (Discworld Series)The Colour of Magic by Terry Pratchett

My rating: 3 of 5 stars


ookay, sebagai pembaca yang rada2 OCD (obsessive-compulsive disorder alias EYD freak), saya terganggu dengan pemilihan kata oleh penerjemahnya, maka dari itu saya menyalahkan penerjemahan yang buruk sebagai alasan mengapa buku ini tak selesai2 juga, alih-alih menyalahkan jadwal saya yang padat dengan kegiatan, ehem, ngenet dan baca komik :P

Jadi, pemilihan rating buku ini sama sekali tidak mencerminkan kekuatan pengarang aslinya, tapi sudah dipengaruhi oleh bahasa Endonesah yang digunakan oleh penerjemahnya (saya sendiri sudah terpengaruh nih). Unek-unek lengkap akan disampaikan di forumnya :P

Cerita buku ini sendiri seru banget. Definisi dunia yang sangat berbeda dengan dunia kita. Definisi soal sihir yang benar-benar baru. Detail yang aneh-aneh (misalnya, di Discworld cahaya lebih lambat daripada suara, bisa dibayangkan? Dari segi fisika, saya memilih untuk tidak memikirkannya), dewa-dewi yang suka main-main, dan makhluk-makhluk sihir yang hanya ada di sana... juga permainan kata-kata dari Pratchett. Sayang sekali sebenarnya karena edisi bahasa Indonesianya nggak bisa menangkap semua itu. Saran saya sih, kalau bisa cari saja bahasa Inggrisnya ^^;

Seorang Turis tiba di pelabuhan Ankh-Morpork, dengan bagasi yang tak terbayangkan karena tingkat pendapatan di tempat asalnya (Kekaisaran emas) jauh lebih tinggi dibanding penghasilan warga Ankh-Morpork. Turis yang datang untuk mencari masalah (bukan, bukan untuk terlibat masalah, hanya mau menontonnya saja) ini bernama Twoflower. Bagasi yang dimilikinya, si Bagasi, terbuat dari kayu Sapient Pearwood yang amat sangat langka dan dikenal tahan terhadap sihir jenis apapun. Bagasi itu akan mengikuti majikannya ke mana saja dengan kaki-kaki kecilnya, bahkan ke ujung dunia sekalipun. (Praktis banget ya..) Dia juga bisa menjadi bodyguard yang nggak ada tandingannya.

Warga tak beruntung yang harus menemani turis itu adalah Rincewind, seorang penyihir gagal yang hanya punya satu mantera di kepalanya. Buatnya, Twoflower adalah seorang idiot yang mengundang masalah ke manapun ia pergi. Berkat Twoflower, ia sudah beberapa kali bertemu dengan Dewa Kematian dan hanya keberuntungan (dan seorang dewi) yang menyelamatkannya. Petualangannya dengan Twoflower akan membawanya sampai ke tepian Disc, di mana ia jatuh... dan entah di mana dia akan mendarat, di buku dua nanti :D

Buku dua, yang semoga terjemahannya nggak sehancur itu.. tapi nggak mungkin juga, soalnya sinopsisnya di website Elex saja sudah nggak beres.. (>.<) Oh well, mungkin bisa berharap pada buku tiga...

catatan:
cara yang lumayan berhasil buat saya waktu membaca buku ini adalah, bayangkan langsung arti katanya, dan lewati detail grammarnya. Pakai otak kanan atau apalah itu...



View all my reviews

2 comments:

  1. Menyedihkan yah kalau buku aslinya keren, eh pas diterjemahkan jadi hancur banget. Tapi nggak tahu kenapa, aku tetep bersikeras mau nyelesaikan buku ini.
    *Menyiksa diri sendiri*.
    hahaha

    Tapi beneran deh, udah seminggu, nih buku blom selesai-selesai juga.

    ReplyDelete
  2. demi twoflower dan sapient pearwood? :P
    saya nyelesaikannya sebulan lebih kok XDD

    ReplyDelete